Selasa, 19 Maret 2013

Drabbles :: Monday Couple


1.      1. Pick a character, pairing or fandom you like.
2.       2. Put iTunes or equivalent media player on random.
3.       3. For each songs that plays, write sometng related to the theme you picked inspired by the song. You have only the time frame of the song; no planning before hand; you start when it starts and no lingering afterwards; once the song is over, you stop writing. (No fair skipping songs either, you have to take what comes by chance!)
4.       4. Do 10 of these, then post.

Tetap Milikmu – Dygta

Jadi hari itu adalah hari terakhir mereka; bertemu, tertawa bersama, bergandengan tangan, dan melakukan segala hal bersama.

Hari ini juga Gary melepaskan semua yang ia dan Jihyo miliki setelah sekian lama, bukan karena ia enggan; bukan juga karena jenuh. Gary hanya ingin menghentikan semua ini; semua sandiwara ini.

Karena semakin lama Gary mempertahankan semua, semakin banyak yang tersakiti, karena ia bukan pihak pertama—walaupun bagi Jihyo ialah yang pertama.

Jihyo menangis, dan menambah sulit semuanya.

Jadi ia pergi, meninggalkan Jihyo sendiri di taman itu, dan semua kenangan mereka—walaupun ia tidak kuasa, ia pergi begitu saja.. seolah-olah ia akan kembali.

Ia tak lagi bersama Jihyo, tetapi ia tetap milik Jihyo—seutuhnya.

Karena Ku Sayang Kamu – Dygta

Entahlah, sudah berapa hari Gary lewati tanpa bertemu dengan Jihyo—semenjak hari itu; semenjak mereka benar-benar berpisah, dan tidak pernah bertukar kabar.

Gary duduk diam di balkon apartemennya, ditemani dengan segelas wine dan sepuntung rokok yang entah keberapa kali dihisapnya, sementara pikirannya melambung jauh ke suatu tempat dimana wanita yang ia rindukan berada.

Juga berandai-andai apabila disana, Jihyo merasakan apa yang ia rasakan saat ini; merindukannya.
Gary masih sendiri, sibuk berkutat dengan dunianya sendiri; musik dan Jihyo. Sampai sekarang ia belum menemukan lagi perempuan yang bisa menggantikan posisi perempuan cerdas, ceria dan pemberani seperti Jihyo.

She’s one of a kind.

Ia sendiri pun tidak tahu alasannya, mungkin karena ia dan perasaannya masih tertuju pada satu orang yang jauh disana.

Tak Bisa Memiliki – Dygta

Bila waktu masih tersisa, untuk terus disisinya dan menjaga hatinya. Apapun ia akan lakukan untuk membuatnya bahagia.

Namun kenyataan yang Gary hadapi bukanlah untuk memilikinya, bukan untuk menjaganya—dan tidak akan pernah berada disisinya.

Ponsel Gary menerima banyak pesan ucapan mengenai keberhasilan lagu ciptaan barunya yang dinyanyikan oleh salah satu penyanyi solo wanita terkenal dan ia mengisi bagian rap nya. Tidak lain bertemakan tentang seorang lelaki patah hati yang tidak bisa melepaskan pandangannya pada seorang wanita.

Dibalik lagu ini, terdapat sebuah asa.

“Kuharap kau mendengarkan, dan mengerti.” Batinnya dalam hati.

Tak lama sebuah pesan dari nomor tak dikenal masuk ke ponsel Gary.

You don’t have to have my heart, because you own it.
You don’t have to be by my side, because there’s no space left for you, you lives in my heart.
I’m sorry for everything, I’m sorry because I still love you. -me

Karena memiliki orang yang kau cintai itu tidak penting, tapi mengetahui perasaannyalah yang terpenting; bagi Gary.

Karena Ku Tahu Engkau Begitu – Andre H

Dibalik kesibukan mengisi variety show, syuting film dan drama, Jihyo terus mengawasi aktivitas musisi favoritnya—yang baru-baru ini meluncurkan sebuah single; yang selalu hits dan menduduki tangga chart lagu Korea di posisi pertama.


Jihyo tersenyum, orang itu selalu membuatnya bangga, ia selalu begitu.

Orang itu, yang pernah menyanyikan lagu di depan orang banyak untuknya, orang yang selalu perhatian padanya, orang yang selalu berkorban untuknya selama ini, orang yang tidak pernah peduli apakah ia terluka, orang bodoh yang selalu mengutamakan dirinya.

Orang yang apabila ia miliki nanti, adalah orang yang tidak akan berpaling darinya.

Karena Jihyo tahu betul, orang itu—Kang Gary—akan tetap begitu.

Maybe You – Maliq & D’Essentials

Jihyo selalu memikirkan segala hal untuk jangka waktu pendek maupun panjang, tapi ia tidak pernah mengambil segala keputusan terburu-buru dan terlalu memusingkannya. Meskipun terkadang itu membuat orang kesal dengannya.

Wanita ini cerdas, baik dalam hal memasak, berkarir, bahkan memiliki hati seorang pria dingin sekalipun.
Jihyo tahu saat ini mereka tidak bisa bersama, tapi Jihyo tidak pernah ambil pusing dengan semua itu.
Meskipun masa depannya dipegang pada saat ini, segala kemungkinan ke depannya bisa saja berubah-ubah sesuai jalan yang ada.

Mungkin sekarang bukan Gary yang ada disini, tapi kedepannya? Mungkin saja Gary akan mengisi sisa hidupnya nanti.

Karena dibalik ikatan yang membelenggunya, terdapat asa yang memberontak untuk dikabulkan.

The One – Maliq & D’Essentials

Pagi itu, sinar matahari dengan nakal menyusup dari celah-celah tirai jendela, membuat lelaki tersebut menggeliat tak nyaman di dalam selimutnya dan pada akhirnya terpaksa untuk membuka matanya.

Ia beranjak dari tempat tidurnya, duduk di sofa dan mengambil sebuah apel di depannya, sementara sebelah tangannya menyetel televisi—yang kebetulan menampilkan sebuah iklan yang dibintangi oleh Jihyo. Sambil mengunyah apel, pikiran Gary melambung jauh pada masa yang lalu—masa-masa indah dimana ia baru saja mengenal seorang wanita bernama Song Ji Hyo.

Pada awalnya, ia hanya berpikir bahwa Jihyo hanyalah seorang wanita ceria yang mudah jatuh cinta.
Namun salah.

Justru ialah yang jatuh cinta pada wanita cerdas itu.

Dan pada pertemuan pertama itu, Gary mengetahui suatu hal.

She’s the one for him, and gonna be the only one.

Untitled – Maliq & D’Essentials

“Hey, apa kabarmu?”

Sudah seminggu semenjak Jihyo mengirim pesan ke Gary dan belum juga mendapat balasan.
Ia sudah benar-benar kehilangan kabar dengan Gary, dulu ia tidak harus khawatir karena tiap minggu ia bisa bertemu dengannya di lokasi syuting. Tapi semenjak Gary meninggalkan Running Man, Jihyo benar-benar sulit untuk mendapat info tentang partner Monday Couple-nya itu.
Gil selalu memberi kabar untuk Jihyo, tapi tidak mungkin ia terus menghubungi Gil hanya untuk menanyakan Gary.

Hari ini Jihyo membaca sebuah artikel di internet, tentang interview Gary.

Antusias membacanya, kebanyakan interview tersebut berisikan Gary, Leessang dan musik, hingga ia menemukan sebuah pertanyaan sensitif yang menyangkut dirinya.

“Apa kau dan Song Jihyo tidak pernah berhubungan lagi setelah mengundurkan diri dari Running Man?”
“Jihyo mungkin sibuk dengan jadwal syuting dan kehidupan pribadinya, dia tidak pernah menghubungiku. Kita sudah lama sekali tidak bertemu.”

Sesak, bukankah Gary yang tidak membalas pesannya?

Mungkin benar, perasaan Jihyo lah yang salah, dan Gary tidak pernah kembali—dan ia takkan pernah memilikinya lagi. Sekedar berharap bahwa Gary memikirkannya, itu sudah menjadi sebuah keajaiban untuknya.

Dan – Sheila on 7

Gary tahu, semua itu akan melukai perasaan Jihyo.

Awalnya ia hanya ingin Jihyo kembali tersenyum, tertawa dan bahagia lagi seperti sebelum mereka tidak saling kenal. Ia tidak pernah bermaksud dan menginginkan hati Jihyo luka, disini ia juga terluka karena harus melupakan Jihyo.

Ia hanya ingin Jihyo tersenyum seperti dulu, ia tidak peduli meskipun harus terluka entah keberapa kalinya. Dicaci maki pun ia tidak masalah.

Gary hanya ingin ia melupakannya, karena hanya dengan melupakan, sakit akan hilang. Kata mereka.

Sampai sekarangpun, Gary belum bisa mengerti perkataan mereka, sampai kini ia belum bisa melakukannya. Sakit itu belum hilang.

Happy Ending – Abdul & Coffee Theory

Mungkin Gary adalah laki-laki paling gombal sedunia.

Tapi keinginannya untuk bersama Jihyo bukan gombalan semata.

Meskipun wajahnya selalu datar, meskipun ia selalu jadi bahan bully karena ketidakbisaannya untuk berakting dan berbohong—yang merupakan sebuah keharusan di Running Man...

Keinginan Gary untuk melihat Jihyo ketika ia membuka mata, untuk memiliki Jihyo yang mampu menerangi dunianya dan menyadarkan dirinya, dan untuk menjadikan Jihyo sebuah happy ending di hidupnya, Gary tidak pernah main-main.

Pilihanku – Maliq & D’Essentials

Gary harus menyiapkan mentalnya untuk mendapat siksaan fisik dari Jihyo, kalau ia tidak berhasil membawakan apa yang sudah Jihyo pesan padanya.

Sementara ramyeon yang dipesan Jihyo, yang baru saja dibelinya, jatuh begitu saja ketika ia disenggol orang tidak berperikemanusiaan sehingga tubuh penuh tattoo tersebut terpental begitu saja ke atas lantai.

Dan pada akhirnya benar.

Jihyo marah, dan semua piring berterbangan.

Entahlah, Gary tidak tahu harus bagaimana mengatasi wanitanya ini.

Meskipun bisa se-kejam Firaun dan se-kekar Goliat, Jihyo tetap wanita pilihannya.

Karena Jihyo adalah jawaban atas segala pertanyaan yang dimiliki Gary selama ini.



A/N :: i really like this couple! jadi untuk mengisi kebosanan gue ngetik fanfic ini... hahaha gak tau juga sih apa ini bisa disebut fanfic, semacam kumpulan drabble yaa... monday couple manse! running man manse!

Selasa, 05 Maret 2013

Kala Hujan

Kala Hujan
Masih satu, masih sama. Tidak ada yang harus berubah. Ketika aku mengingat dan menelusuri kembali jejak-jejak yang telah lama kau tinggalkan.
.


.

"Sera!"

Hangat suaranya yang memanggil namaku, dengan semilir angin musim gugur saat itu, matahari yang hangat dengan keindahan dedaunan kering yang berguguran di antara kita. Masih sangat melekat di ingatanku.

"Kau kemana saja? Hebat sekali kau membuatku menunggu selama dua jam! Kemana saja kau?"

Garis wajah kerasmu ketika memarahiku, suara melengkingmu yang selalu memekakan telingaku. Masih selalu terdengar seperti alunan melodi di telingaku, lembut dan indah. Melodi yang membuat semua orang hanyut akan keindahannya. Ingin ku ulang terus. Walaupun kenyataan yang ada dulu, itu sangat menggangguku.

"Shopping?! Kau menyuruhku datang kesini dua jam yang lalu padahal kau baru saja shopping?! Maksudmu apa? Aku tidak mau dipermainkan orang pendek yang nggak jelas sepertimu!"

Semua protes kurang ajar yang terlontar dari bibirmu.. Aku merindukannya.

"Aku pesan cappuccino, kau pesan apa? Strawberry cake saja, mau?"

Aroma cappuccino yang melayang-layang di udara, dan aneka sensasi dari strawberry-cheese cake setiap kita datang ke kafe itu.. Nyamannya tempat duduk favorit kita di sudut kafe tersebut, bahkan masih tercap jelas di inderaku.

"Ser, jangan marah dong.. Aku 'kan hanya mau tahu kalau... Heh! Kenapa malah cuekin aku, sih!!"

Bujukanmu yang manja, bahkan yang menyebalkan sekalipun.. Aku tetap menyukainya. Aku suka. Tidak ada satu halpun yang tidak kusukai tentangmu, meskipun semua tentangmu lebih dominan negatif.

Ketika hari itu hujan, ketika hari itu gelap, ketika alam seakan berkabung.. Akan kita. Kau mengecup bibirku lembut, ketika air mata kepahitan berbaur jadi satu dengan asinnya tetesan hujan ke dunia.

Aku ingat.

Itu kali terakhirnya aku melihatmu.

Kecupan terakhir itu.. Tanpa hasrat.

Hanya semakin memperkuat kata perpisahan kita... yang katanya untuk selamanya.

"Sera.." saat itu, aku bahkan tidak ingin memandang wajahmu.. Karena aku yakin kita akan bertemu lagi, memandangmu pun tidak perlu. Aku hanya terus memelukmu, memeluk tubuh dingin itu di kolong langit yang basah karena sang mega menangis, tepat membasahi sebuah kalbu yang gersang dan tandus akibat kemarau panjang.

"Kumohon, ingatlah.. Bahwa satu-satunya orang yang memperlakukanmu tidak selayaknya seperti manusia itu hanya aku.. Ingat bahwa aku hanya seperti itu kepadamu.. Tidak ada yang lain, dulu, sekarang bahkan sampai nanti.." dan aku hanya terdiam. Kau ingin aku hanya mengingatmu saja.

Tanpa kau perintah juga aku tahu apa yang harus dan akan ku lakukan.

Bodoh.
 
"Aku akan terus memukulmu dalam pikiranku, kelak. Kau juga akan terus dingin kepadaku. Tidak ada yang harus berubah." Untuk pertama kalinya ia mengusap lembut wajahku, memandangku sendu, dan menyandarkan dahinya dengan milikku.

Memejamkan mata, hanya itulah yang mampu lakukan.

Dingin.

Aku tidak bisa merasakan tanganku, yang aku rasakan hanya kedinginan dan kebekuan yang bahkan menyeruak masuk ke pori-pori dan melumpuhkan tulang-tulangku.

Rasanya sakit.

"Aku harus pergi, jaga dirimu baik-baik."

Sakit sekali.

Kalau diizinkan untuk memohon, satu-satunya permohonan yang akan aku mohon hanyalah untuk mampu menghentikan waktu, dan memutar kembali jarum masa ke masa yang aku inginkan lagi.. Agar semua tetap sama, tidak ada yang harus berubah.

"Ser.. Kita harus pergi sekarang," Dira menepuk bahuku, mengusapnya pelan dan berhasil membuyarkan lamunanku. Daripada menjawab aku lebih tertarik untuk kembali termenung sambil sesekali bersenandung. Mungkin itu akan menjadi kegemaran baruku.

"Ser.. Upacara pemakamannya akan dimulai sebentar lagi.." timpalnya dengan nada lirih. Senandungku berhenti, pandanganku kembali ku layangkan pada satu titik. Aku tahu betul penampilanku saat ini bagaimana, Dira memandangiku dengan mata berair dan segera memelukku. Tangisannya pecah, namun aku sudah tidak kenal lagi dengan namanya air mata.

Aku tersenyum, bangkit dan melepaskan pelukan Dira. Sekilas kupandangi cermin, raga yang mati ada disana, dengan senyuman di wajah pasi dengan pakaian serba hitam. Mata gadis itu sembab. Entah penderitaan macam apa yang dialami batinnya.

Setelah meyakinkan Dira dan lebih tepatnya meyakinkan diri sendiri dengan setengah mati, akhirnya aku bernyali juga melangkahkan kakiku menuju tempat terakhirmu, aku tersenyum melihat potret ceriamu itu. Mungkinkah kau layangkan lagi senyuman itu untukku?
 
Kau dan aku, memiliki hubungan lebih dari batas khayal tanpa satu kata yang mengikat. Aku hanya temanmu, atau sahabatmu, atau sekedar partner untuk menindas satu sama lain, dan.. kita tidak pernah memiliki kesempatan untuk mengutarakan perasaan masing-masing sama sekali.

Kau dan aku, terikat oleh benang merah kehidupan bernamakan takdir.. Takdir yang tidak mengizinkan kita untuk jujur pada diri sendiri, meskipun kita sama-sama tahu dengan kebenaran dan kenyataan yang ada.

Semua, semua yang kita lalui masih terekam jelas di ingatanku. Seperti enggan untuk beranjak, lain hal dengan eksistensimu.

Aku akan merindukanmu.
 
Ketika hujan datang, aku tahu kau ada disini.. Memukulku di pikiranmu, dan aku akan tetap dingin padamu.. Dalam batas ruang khayal kita yang tidak terbatas.

P.S :: Heee...... hasil ketikan lama yang mungkin gue bikin pas SMP atau entah kapan dan di remake ulang sama gue, ternyata banyak yang bolong dan harus di tambal.. 
Dan gue nggak ngerti, kenapa hasrat gue untuk ngepublish cerita ini di blog itu JAUH lebih BESAR daripada ngerjain tugas kimia----yang baru bisa keisi 5 nomor dari hampir 40 soal--atau packing--no, packing itu merepotkan--? Yah begitulah, hidup gue ini serba random.. XD

Well, I'm glad to blogging again here!
Domo